REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Bidang Meteorologi BMKG Soepriyo
mengatakan potensi terjadinya cuaca buruk dengan curah hujan intensitas
tinggi selalu terjadi pada puncak musim hujan.
Berdasarkan
prakiraan curah hujan bulanan periode musim hujan 2013 yang disampaikan
September 2012 lalu menunjukan bahwa puncak musim hujan di wilayah
Indonesia terjadi pada Januari hingga Maret 2013.
"Saat-saat
itulah cuaca buruk yang ditandai dengan hujan lebat dan angin kencang
umumnya terjadi," kata Soepriyo pada konferensi pers di Jakarta, Rabu
(16/1).
Menurut dia, peluang cuaca buruk dengan intensitas curah
hujan yang tinggi terjadi pada rentang waktu antara pertengahan Januari
hingga sekitar pertengahan bulan Febuari 2013. Umumnya hujan
ringan-sedang pada siang, sore, dan malam hari, ujar Soepriyo.
Dari
hasil evaluasi kondisi cuaca yang dilakukan BMKG pada minggu pertama
Januari 2013, menunjukan kondisi cuaca masih sangat fluktuatif.
Cuaca
buruk yang ditandai dengan hujan lebat dan angin kencang terjadi pada
sore hingga menjelang malam hari secara tidak merata, tersebar di
Sumatera bagian barat dan Selatan, Jawa, Kalimantann bagian selatan dan
timur, Sulawesi, Maluku tengah dan tenggara, serta Papua.
Sementara
itu, pada evaluasi kondisi cuaca pekan kedua Januari 2013, BMKG
mencatat aktivitas cuaca semakin meningkat akibat dampak dari munculnya
badai tropis Narelle di perairan sebelah barat Laut Australia pada 8-15
Januari 2013.
Adanya badai tropis Narelle memicu peningkatan
curah hujan intensitas tinggi di Sumatra bagian Selatan, Jawa, Bali,
Nusa Tenggara, dan Sulawesi bagian Selatan. Narelle juga menyebabkan
peningkatan kecepatan angin dan gelombang laut di wilayah perairan Laut
Cina Selatan, Laut Jawa, Laut Flores, dan perairan selatan Jawa, Laut
Banda, Laut Aru, dan Laut Timor.
Kepala Pusat Informasi
Metereologi Publik BMKG RM Prabowo menyampaikan prediksi cuaca tiga hari
kedepan. Prabowo mengatakan untuk jangka waktu dua hingga tiga hari ke
depan diperkirakan intensitas curah hujan dan gelombang tinggi akan
berkurang.
"Pada saat ini kondisi cuaca secara umum dipengaruhi
oleh adanya daerah pertemuan angin yang memanjang mulai dari Sumatera
bagian selatan, Jawa, hingga Nusa Tenggara, yang menyebabkan intensitas
curah hujan menjadi berkurang jika dibandingkan dengan periode
sebelumnya," kata Prabowo.
Prabowo menambahkan diperkirakan akan
ada peningkatan aktivitas cuaca di wilayah Sumatera Selatan dan Jawa
akibat adanya peningkatan aktivitas Monsun Asia. Meski begitu, belum ada
tanda-tanda munculnya badai tropis baru.
"Badai tropis Narelle sudah punah pada (15/1) lalu dan belum ada tanda-tanda akan muncul badai tropis yang baru," jelas Prabowo.
Kemudian,
prospek cuaca pada periode musim hujan 2013 berdasarkan hasil analisis
dinamika atmosfer untuk periode musim hujan hinga Maret. Menurut
Prabowo, secara umum menunjukkan tren yang semakin menurun.
Namun,
ia mengimbau masyarakat tetap perlu waspada pada rentang waktu hingga
pertengahan Febuari 2013 karena peningktan aktivitas cuaca dengan
intensitas tinggi masih dapat terjadi.
"Untuk kondisi cuaca
Jabodetabek tiga hari ke depan kondisinya akan membaik dan diperkirakan
curah hujan meningkat khsusnya untuk wilayah Depok dan Bogor," kata dia.
sumber : http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/01/16/mgpwul-ini-penjelasan-bmkg-terkait-cuaca-buruk-di-indonesia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar